Sunday, April 20, 2008

Di Atas Awan

Matt bergegas menaiki tangga pesawat. Dia hampir saja tertinggal. Sementara itu
seorang pramugari, dengan senyum manis menyambutnya di pintu pesawat. Pramugari
itu dengan ramah mempersilahkan Matt masuk dan mengantarkannya sampai di ruang
kelas satu. Matt duduk di dekat jendela pesawat sementara tempat duduk
disebelahnya terlihat tetap kosong. Beberapa saat setelah take-off, Matt
menyibukkan diri dengan mendengarkan lagu-lagu melalui headphone. Rupanya alunan
lagu-lagu itu membuat Matt tertidur. Tiba-tiba Matt dikejutkan oleh suara
bisikan di telinganya. Dia menoleh dan dihadapannya berdiri seorang pramugari
yang tersenyum kepadanya. "Maaf Pak, tolong lampunya dimatikan", kata pramugari
itu dengan sopan. "Nanti menggangu penumpang yang lain, mereka sedang tidur",
lanjutnya. Matt yang masih dalam keadaan setengah tidur, kemudian mematikan
lampu yang ada di atasnya. "Perlu saya ambilkan minum Pak ?", tanya pramugari
itu. Matt memesan secangkir teh dan mengundang pramugari itu untuk minum teh
bersamanya. Pramugari itu mengangguk setuju dan memperkenalkan dirinya, "Nama
saya Patty". "Saya Matt", sahut Matt. Mereka kemudian terlibat percakapan yang
seru yang lambat laun merambat ke masalah sexual. Hati Matt semakin deg-degan
dan rasa kantuknya hilang entah ke mana. Matt coba-coba merangkul Patty.
Ternyata Patty tidak menolak, bahkan balas memandang dengan genit seakan
menantang Matt. Matt tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Tangannya yang sejak
tadi sudah gatal, mulai merapa dan meremas-remas payudara Patty. Dan merasakan
puting susu Patty mulai mengeras, sementara dia sendiri merasakan elusan lembut
di selangkangannya. Matt kemudian melepaskan kancing baju Patty dan menjelajahi
tubuh halus itu. Mereka dengan asyiknya saling bercumbu. Dan ketika Patty
mencium lehernya, Matt merasa sudah tidak sabar lagi. "Bagaimana kalau kita
lakukan sekarang ?", kata Matt penuh nafsu. "Semua orang sedang tidur, mereka
tidak bakalan tahu", lanjutnya. "Jangan di sini", sahut Patty. "Ayo ke ruang
lain saja" lanjutnya sambil menarik lengan Matt menuju dapur pasawat. Setelah
mengunci pintu, Matt menyelipkan tangannya ke celana dalam Patty. Ternyata liang
vagina Patty sudah benar-benar becek, bagaikan kota Jakarta di musim hujan.
Banjir cing... Patty menepis tangan Matt, kemudian berjongkok sambil membuka
celana Matt. Dan haa..p, dengan cepat Patty memasukkan penis Matt ke mulutnya,
bagai cecak melahap nyamuk. Sambil menikmati penisnya disedot-sedot, Matt
melucuti seluruh pakaiannya dan dilanjutkan menelanjangi Patty. Matt benar-benar
ngiler melihat payudara lawannya yang besar dan kencang, sementara putingnya
meruncing seakan-akan menantang Matt untuk menghisapnya. Mereka kemudian beralih
ke posisi enam sembilan. Patty kembali menghisap-hisap penis Matt sambil
sesekali mengocoknya. Matt membalasnya dengan menjilati itil wanita itu sambil
memasukkan dua jarinya ke lubang vagina di hadapannya. "Oh Matt, terusss...",
desis Patty. Matt semakin bersemangat. Ia terus menjilati itil Patty sambil
meremas-remas pantat wanita itu. Patty sangat menikmati, sementara mulutnya
tidak mau melepas penis itu. Tiba-tiba Patty berkata, "Masukkan sekarang....".
Dia tidur terlentang di lantai dan pahanya dibuka lebar-lebar bagaikan sayap
pesawat terbang. Tanpa pikir panjang, Matt memasukkan penisnya ke dalam lubang
basah itu dan menekannya kuat-kuat. "Aa...hhhsss", Patty setengah memekik. Matt
terus menggerakkan pinggulnya naik-turun sekuat tenaga. Semakin lama semakin
cepat. Sedangkan Patty menggoyang-goyangkan pinggulnya, sementara liang
vaginanya semakin becek saja. Patty mendekap Matt erat-erat dan mengejan kuat-
kuat. Matt merasakan nikmat yang luar biasa ketika penisnya dijepit erat oleh
bibir vagina Patty. Matt menjadi semakin liar. Tangannya meremas payudara di
hadapannya dan bibirnya menghisap-hisap puting runcing dan memerah itu. Patty
mengelepar-gelepar keenakan. Kepalanya dilemparkan ke kiri dan ke kanan.
Sesekali pantatnya dihentakkan ke atas, sehingga penis Matt terbenam seluruhnya
ke dalam liang vaginanya. Bosan dengan posisi ini, Matt mengajak melakukan
posisi dogie style. Tanpa pikir panjang Patty membalikkan badannya dan
menunggingkan pantatnya tinggi-tinggi. Matt mengarahkan penisnya ke lubang basah
yang berdenyut-denyut itu. Dalam sekejap "kayu gelondongan" itu ambles tanpa
sisa ke dalam lubang surga. Matt melanjutkan "pekerjaannya" dengan menggerakkan
pinggulnya maju-mundur, sementara Patty melakukan hal yang sama juga. Beberapa
saat kemudian, Matt mengerang. Rupanya dia hampir ngecret. Patty segera
membalikkan badannya, kemudian mengocok penis Matt di depan wajahnya. Rupanya
dia ingin sperma itu muncrat di mulutnya. Dan crua...at, akhirnya Matt
menembakkan cairan itu dengan sukses. Patty dengan liarnya menjilati sperma itu
seakan-akan tak ingin ada sisa. Sementara Matt kegelian ketika ujung penisnya
disedot-sedot. Ternyata permainan belum berakhir di sini. Patty yang belum
mencapai orgasme, kembali membuka bibir vaginanya lebar-lebar dan meminta Matt
untuk memasukkan jarinya. Matt menurut saja. Mula-mula hanya jari tengah saja,
kemudian diikuti jari telunjuk, dan akhirnya Matt memasukkan tiga jarinya.
Digerakkannya jari-jarinya itu keluar masuk, sedangkan tangan lainnya memainkan
itil Patty. Sementara itu Patty secara bergantian meremas-remas payudara dan
pantatnya sendiri, sambil sesekali memilin-milin pentilnya. Tak lama kemudian,
Patty menggeliat dan memekik keras. Tangannya memegang tangan Matt dan
menekannya agar jari-jari itu lebih masuk lagi. Matt merasakan jari- jarinya
sangat basah. Dia melihat tubuh Patty mulai melemas. Rupanya Patty sudah
mengalami orgasme. Patty tersenyum manis dan Matt memberi sebuah kecupan di
bibirnya. Setelah berpakaian dan merapikan diri, keduanya kembali ke kabin
penumpang. Semua orang yang ada di sana masih tertidur lelap. Patty mengantarkan
Matt sampai ke tempat duduknya. Setelah memberi satu kecupan lagi, Patty kembali
ke dapur pesawat. Matt yang kelelahan akhirnya tertidur tak lama kemudian.

No comments: